Rokok pun Bisa Jadi Barang Bergengsi


Rokok adalah barang yang tidak bisa dilepaskan dari tiap hembusan nafas hampir separuh umat manusia di bumi ini. Setiap detik mungkin bisa sampai 1 batang rokok yang dihisap oleh manusia. Dan Indonesia pun mempunyai devisa yang banyak salah satunya karena sumbangan dari perokok. Rokok tak berbeda dengan nasi di Indonesia. Bahkan orang yang ekstreem bisa menahan sehari tanpa nasi, tapi tidak bisa menahan sehari tanpa rokok. Kehebatan barang yang terbuat dari tembakau ini pun telah diakui dari jaman ke jaman.

Rokok dari jaman ke jaman mengalami perubahan sesuai perkembangan jaman. Mulai dari dilinting pakai kertas biasa, ada yang diberi kopi, ada pula yang diberi menthol yang nikmat diantara tembakaunya (favorit saya). Semua itu dilakukan demi memuaskan hasrat dari para perokok yang menginginkan rasa yang nikmat ketika mereka menyedot rokok tersebut. Harga rokok pun juga tidak ayal mengalami perubahan. Dari jaman saya kecil, rokok masih berada di kisaran harga 5rb untuk rokok bermerek nasional yang banyak dihisap oleh bangsa kita. Dan tadi pagi saya membelikan rokok untuk bapak saya harganya sudah 10rb. Rokok yang saya nikmati, dulu jaman saya kecil masih 7rb an, sekarang sudah seharga 11rb per bungkus. Belum lagi harga rokok merek internasional lain yang harganya jelas bervariasi.  Sampai-sampai seorang ruhut sitompul, anggota DPR dari fraksi demokrat dengan bangga hati memamerkan cerutunya yang seharga 500rb per batang.

Nah bagi hampir seluruh perokok dimuka bumi, menaruh rokok didekatnya setelah mengambil satu batangnya, merupakan sebuah hal biasa. Namun tahukah anda bahwa ada orang yang melakukan ‘adat’ itu untuk memamerkan status sosialnya? Bahwa ketika seseorang lain tahu rokok yang sedang dinikmatinya itu berharga cukup mahal perbungkusnya, hal tersebut bisa membuat orang yang melihatnya berdecak kagum, bahkan tak kurang ada yang menilai status sosial perokok tersebut tinggi.  Benarkah hal tersebut? Kali ini akan saya jabarkan. Dan hanya di dunia bond chan anda bisa menemukan pembahasan yang perokok pun tidak pernah mempedulikan apa yang dia lakukan. check this out..

Tahukah anda sebungkus rokok yang ‘berkelas’ bagi orang umum di indonesia ini berharga berapa? menurut info, harga sebungkus rokok S 12 saja sudah seharga 8rb perbungkus. harga rokok G D seharga 7rb perbungkus.  A M harganya masih 7rb untuk yang isi 12. L A (wah sulit nih bikin singkatannya.. ga apa deh bonus buat merek satu ini 😀 ) sebungkus harganya 9rb untuk yang isi 16.  Dan rokok fave saya yang namanya mirip dengan salah satu tempat wisata di jogjakarta kemarin saya beli harganya 11rb per bungkus. Nah apakah anda sudah menemukan dimanakah letak gengsi yang bisa diambil dari rokok2 tersebut? Coba bayangkan : untuk rokok merek M (yang mirip tempat wisata di jogja) yang harganya 11rb perbungkus itu dalam sehari bisa dibeli 2x berarti dalam sehari butuh budget 22rb untuk membeli rokok.. Jika dikalikan dalam sebulan saja bisa mencapai 726rb!!!! Berarti kalau sebulan untuk membeli rokok bisa mencapai sebegitu banyaknya, bagaimanakah orang tersebut?

Dibanding dengan orang yang menikmati rokok merek A M atau G D atau apapun yang seharga atau bahkan harganya dibawahnya, jelas orang yang merokok merek M atau yang lebih tinggi harganya lebih memiliki kelas sosial lebih tinggi karena harga rokok tersebut.  Belum lagi kalau perokok merek lokal yang sebungkus ada yang cuma 3rb bahkan perokok kelas bocah SD yang biasanya cuma kuat beli rokok yang rasanya aneh seharga 1rb per bungkus jelas mereka bakal lebih memilih mengambil satu batang, lalu menyimpannya di saku mereka. Dan sadarkah anda bahwa para penikmat rokok murah tersebut tidak pernah menampakkan rokoknya setelah mengambilnya? saya pribadi belum menemukan alasan mereka apa. Namun kalau menurut saya, ya karena mereka malu dengan merek rokok tersebut. Dan kalau saya boleh berpendapat, tulisan saya ini jelas sangat disetujui oleh mereka penikmat rokok murah tersebut.  Benar tidaknya, anda yang menentukan.

Tulisan saya kali ini nampaknya memang cukup mudah untuk dibantah. Salah satu cara membantahnya adalah dengan mengatakan bagaimana dengan orang yang tidak merokok dan tidak tahu harga rokok? Jelas mereka tidak mempedulikan harga yang berakhir pada ketidak pedulian mereka pada barang yang dipamerkan sang perokok. Namun ini hanya sebuah cukilan kisah yang mana hanya bisa dipusatkan pada yang mengerti tentang harga rokok dan perokok sendiri. 😀